Sabtu, 31 Desember 2011

Kejujuran Seorang Penuntut Ilmu

Sebuah kisah dari Syeikh Abdul Kadir semasa berusia 18 tahun. Pada waktu itu ia meminta izin kepada ibunya merantau ke Baghdad untuk menuntut ilmu agama. Dengan berat hati ibu melepaskan anaknya berjalan sendiri beratus-ratus kilometer demi meraih cita-citanya. Sebelum pergi, ibunya berpesan supaya jangan berbohong dalam keadaan apa pun. Setelah itu ibunya memberikan bekal 40 dirham (kalau dirupiahkan kurang lebih Rp. 1.640.000, dengan asumsi harga jual dirham Rp. 41.000/dirham). Uang tersebut dijahit dalam pakaiannya Abdul Kadir. Kemudian ibunya melepaskan Abdul Kadir pergi bersama-sama suatu rombongan yang kebetulan hendak menuju ke Baghdad.

Di tengah perjalanan menuju ke Baghdad, mereka diserang oleh 60 panyamun. Harta para kafilah sampai habis tidak tersisa. Anehnya para penyamun tersebut tidak mengusik Abdul Kadir sedikit pun karena mengira ia tidak punya apa-apa. Salah seorang penyamun bertanya kepada Abdul Kadir tentang barang berharga yang ia bawa. Abdul Kadir menjelaskan bahwa ia mempunyai uang sejumlah 40 dirham di dalampakaiannya. Penyamun itu heran dan melaporkan kepada ketuanya. Akhirnya, penyamun tersebut memotong pakaian Abdul Kadir dan mengambil uangnya.

Kemudian, ketua penyamun bertanya kepada Abdul Kadir perihal perkataan jujurnya walaupun uangnya akan dirampas. Abdul Kadir menjelaskan bahwa ia telah berjanji kepada ibunya supaya tidak berbohong dalam keadaan apa pun. Ketika ketua penyamun mendengar penjelasan Abdul Kadir tersebut, ketua penyamun menangis dan menyadari kesalahnnya. Ia merasa telah mendengar perintah Allah sepanjang hidupnya. Hingga akhirnya ketua penyamun bersumpah tidak akan merampok lagi. Dia bertaubat dihadapan Abdul Kadir diikuti oleh pengikut-pengikutnya.

Dari kisah tersebut dapat diambil hikmahnya bahwa seorang pelajar harus mempunyai komitmen untuk selalu jujur dalam keadaan apa pun. Pada saat ini kejujuran merupakan barang mahal. Banyak sekali pelajar yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan skor tinggi. Sebuah skor akan sangat bermakna ketika diperoleh dengan kejujuran. Skor bukanlah gambaran bahwa pelajar tersebut "pintar" atau "bodoh", namun skor merupakan gambaran sejauh mana pelajar dapat menguasai suatu disiplin ilmu.


Salam gaptek...

0 komentar:

Posting Komentar